Jumat, 27 Januari 2012

Laki-laki Yang Benar-benar Banci!


Perempuan itu duduk bersandar di bawah pohon peneduh di pinggir jalan. Tak ada yang memperhatikannya. Dia meracau. Namun, tak ada yang mengerti dengan jeritannya. Nada yang keluar dari mulutnya tak beraturan. Suara itu bahkan tak berbentuk kata, sehingga orang-orang yang ada di pertigaan sebelah barat jembatan Prembun itu tak ada yang terusik dengan perempuan di bawah pohon itu.

Ia kembali meracau. Makin lama makin keras. Suara yang keluarpun mengisyaratkan rasa sakit yang mendalam. Orang-orang yang menunggu bis dan angkutan pun sedikit menoleh. Ya, hanya sedikit menoleh. Orang-orang yang beranjak pulang dari sawahpun seakan tak melihat keberadaannya.

Hingga, saat seorang ibu yang lewat persis di samping pohon ikut terkaget. Kemudian berteriak meminta tolong. Ibu itu secepat kilat menghambur ke barisan tukang ojek yang ada di pangkalan. Kemudian menarik ibu pemilik warung di pertigaan jalan antara Prembun dan Kutowinangun, Kebumen itu.

Sekejap orang-orangpun berlari ke arah perempuan yang sedang bersandar di pohon pinggir jalan itu. Mereka berkerumun. Sebagian laki-laki terlihat memalingkan muka, dengan roman yang bergidik. Hanya ibu-ibu yang kemudian sibuk menenangkan perempuan  muda itu.

Bapak-bapak di pangkalan ojek bergegas mengatur laju kendaraan yang lewat di jalan raya antar propinsi jalur selatan jawa itu. Kemacetan terjadi, saat ibu-ibu yang histeris kala melihat apa yang tengah terjadi dengan perempuan yang sudah terlihat lelah itu. Sebagian ibu-ibu menangis. Ada yang hanya terpaku dengan berjuta Tanya. Ada yang terhenyak, untuk kemudian berlari dari kerumunan. Ada yang menutup muka, lalu pergi begitu saja.

Beberapa Ibu-ibu itu kemudian kompak membantu sang perempuan. Terlihat beberapa tukang ojek menghentikan sebuah mobil pick up putih yang lewat. Bapak yang berbaju hitam berbicara ke sopir. Sang sopir mengangguk. Sejurus kemudian menepikan mobilnya persis di samping pohon tempat perempuan itu terduduk lemas dan mengerang-erang.

Ibu-ibu dan tiga orang bapak lalu mengangkat perempuan itu. Terlihat ada darah yang mengalir di sela-sela kaki perempuan yang kumal itu. “ya tuhan!” perempuan itu sedang melahirkan. Dia berteriak tak menentu. Tak jelas kata yang keluar dari mulutnya. Sesaat komat-kamit sambil memegang perutnya. Darah yang keluar dari sela-sela pahanya makin banyak. Teriakannya makin keras. Suaranya makin lantang terdengar. Makin membuat suasana mencekam. Kemacetanpun makin menjadi di sore yang penuh mendung itu.

Diatas pick up putih dia berbaring. Beberapa ibu-ibu berusaha memegang kedua tangannya. Menenangkannya. Semua orang yang ada disana terpana. Terpaku ditempat. Seolah tak percaya apa yang baru saja terjadi.

Senin, 25 April’11.
16.30 wib

Trenyuh! Sore itu langit gelap bermendung. Entah setan apa yang ada di benak laki-laki itu. Laki-laki yang tak bermoral. Tak bertanggung jawab. Entah mengapa aku tiba-tiba sangat membenci laki-laki yang harusnya menemani perempuan itu di saat-saat akan mengantarkan sang bayi ke dunia. Laki-laki yang tak berhati. membiarkan perempuan itu melahirkan di bawah pohon pinggir jalan.

Perempuan itu sering terlihat berjalan tak beraturan di tepi jalan raya di pertengahan Desa Ungaran dan Desa Tersobo. Kadang menusuri sisi utara, melangkah gontai ke arah timur. Tak jarang aku bertemu saat perempuan itu berbalik arah menuju barat.

Usianya kurang lebih 25 tahun. Dari garis wajahnya terlihat jelas. Kalo perempuan itu terlahir sebagai perempuan cantik. Rambutnya yang panjang sebahu menegaskan itu. Tapi keadaannya yang sekaranglah yang membuat semua kecantikannya terkubur oleh guratan panas matahari, tertutup debu jalanan dan berhias asap bis-bis yang melaju ganas. Pakaiannya,longdress merah marun, terpasang hanya menutupi dari dada sampai ke bawah. Baju yang kumal itupun sudah tak berbentuk lagi. Kakinya yang jenjang tak pernah beralas, sudah berbaur dengan lumpur dan tanah.

Tak ada yang tau siapa dan darimana perempuan itu. Bahkan mungkin perempuan itu sendiri tak tahu siapa dirinya. Ada banyak cerita yang menerka-nerka tentang perempuan itu. Dia ditinggal oleh  laki-laki yang menghamilinya. Karena tak tahan menahan beban, aib dan malu, dia lalu terbuang dari keluarganya. Kemudian dia berjalan hari demi hari tanpa arah dan tujuan. Dia berjalan dan terus berjalan. Tak mengenal lelah. Tak mengenal waktu. Dan akhirnya tak lagi mengenal dirinya. Dia menjadi “si perempuan gila”. Itu panggilan terakhir yang didapatnya dari orang-orang yang ada disekitar tempat dia berlalu..

Pernah aku melihat dia tertawa dan bersenandung. Di tangannya ada ranting pohon yang masih berdaun hijau. Dia berjalan terlihat bahagia. Tapi tak jarang aku melihat dia berjalan sambil tersedu. Dengan sorot mata yang terus mencari dan mencari. Harapannya mungkin cuma satu, menemukan laki-laki yang seharusnya menjadi belahan jiwanya, bersama membesarkan sang calon bayi. Tapi entah mengapa laki-laki itu pergi.

Mungkin laki-laki itu tak pantas di sebut laki-laki. Laki-laki itu lebih pantas di sebut sebagai laki-laki yang bener-bener banci. Yang tak berani bertanggung jawab. Tak bermoral. Atau bahkan tak pantas untuk hidup. Seharusnya laki-laki itu di telan bumi. Biar  terbakar di neraka. Nerakapun mungkin tak rela menerima laki-laki itu. Laki-laki itu seharusnya tak pernah ada. Dia hanya menciptakan sakit. Dia hanya melahirkan kesedihan bagi perempuan. Dia hanya…., dia hanya…,dia hanya laki-laki biadab!.

Aku jadi teringat, dulu ketika seorang teman perempuan bertanya
“ mengapa mesti perempuan yang menjadi korban laki-laki?”
Waktu itu aku tak bisa menjawab. Kali ini pun aku hanya terdiam. Tak pernah bisa menjawab. Hanya geram yang meletup. Laki-laki yang seperti itu memang laknat terkutuk!
Aku hanya bisa berguman lirih “laki-laki itu bener-bener banci!”


sebuah elegi buat si perempuan gila yang sudah menjadi bagian dalam perjalananku setiap hari saat berangkat dan pulang dari kantor. aku tak tau bagaimana nasib anak yang dilahirkannya. semoga ada yang berbaik hati mengadopsi bayi yang sudah dibawanya ke dunia.
tulisan ini sebagai bentuk respect ku, rasa hormatku kepada perempuan. karna perempuanlah yang melahirkan laki-laki..

r32.pete

Tidak ada komentar:

Posting Komentar